BUDIDAYA TOMAT
Tomat adalah komoditas hortikultura yang
penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah.
Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro
serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit,
pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani
FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh>
- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar
25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena
asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih
banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman
dan ini berbahaya bagi tanaman
2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari
atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh
organisme jasad pengganggu
Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur
dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3
minggu sebelum tanam. Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan
ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal,.Buatlah parit selebar 20-30
cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2
diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
3. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)
B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
- Setelah benih berumur 8-10 hari ,
pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun
pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai
tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan
karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur
hara dan mudah terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat
D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan
pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk
susulan diikuti pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu
semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk
setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3
cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan
air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3
minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di
sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian
ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih
kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak
pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat,
kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan
seperti pada fase tanam
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian
10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20
cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan
model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir
yang dapat menimbulkan luka.
E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)
1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur
32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari
sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar
luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang
dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus.
Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau
atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus
hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman
tidak terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
2. Pengamatan Hama dan Penyakit
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan
Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah
yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang,
semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus
sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan
kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai
vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan
bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat
dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans),
bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose
(Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi
dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan
pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
- Panen pada umur 90-100 HST dengan
ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan,
bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore
hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus.
Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik.
Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
- Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
- Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.
0 komentar:
Posting Komentar